Jumat, 21 September 2018

Teknik Rekonsiliasi Kadar Bijih (Ore Grade Reconciliation Techniques)



1. PENGANTAR 

Parhizkar dkk (2010), mendefenisikan "Ore Grade Reconciliation" sebagai perbandingan dari nilai kadar estimasi pada tahapan eksplorasi dengan nilai kadar aktual yang didapat dari data hasil penyamplingan (e.g face sampling, blasthole sampling, borehole sampling, etc) yang dilakukan oleh grade controlerSedangkan menurut Riske dkk (2010), mendefenisikan "Ore Grade Reconciliation" sebagai proses identifikasi, analisis dan pengendalian terhadap "Variance" antara hasil dari estimasi yang direncanakan (Planned) dan hasil yang aktual sedemikian rupa untuk memperoleh nilai yang baik. Tujuan dari tahapan ini pada umumnya untuk dapat memilih metode - metode yang baik untuk melakukan estimasi, penyempurnaan atau perbaikan terhadap design penambangan dan pengawasan yang baik untuk perencanaan dan penjadwalan (Plans and Schedules) pada penambangan. Teknik ini dimaksudkan untuk meminimalisir "ore loss", pengotoran (dilution) dan juga merupakan cara identifikasi untuk peningkatan nilai "recoveries" pada proses pemurnian (extraction). Kemampuan untuk mengukur dan menganalisa data dengan cara ini memungkinkan kita untuk dapat merancang dan melakukan proses perbaikan pada setiap tahapan penambangan.
Oleh karena itu, rekonsiliasi telah digunakan selama bertahun - tahun sebagai alat untuk menguji konsistensi kualitas data internal dan mampu menjelaskan perbedaan antara hasil prediksi dan hasil aktual, yang mana merupakan cara yang baik untuk prediksi kedepannya. Studi rekonsiliasi juga dapat memberikan peringatan dini ataupun tanda - tanda masalah yang dapat terjadi baik dalam proses prediksi atau langkah - langkah produksi berikutnya.
Namun sayangnya pemahaman yang rendah akan teknik ini sehingga sangat jarang digunakan dan dimanfaatkan oleh kebanyakan perusahaan tambang sebagai alat untuk memperbaiki dan meningkatkan prediksi akan nilai kadar dan kuantitas daripada "Ore".
Meskipun demikian permasalahan ini tidak dapat sepenuhnya dihilangkan dengan menggunakan teknik ini namun dapat secara memadai dikurangi.



2.  TEKNIK - TEKNIK REKONSILIASI

Beberapa literatur telah menjelaskan tentang berbagai teknik - teknik rekonsiliasi yang diadopsi oleh beberapa perusahaan tambang. Teknik - teknik rekonsiliasi yang digunakan dalam proses penambangan antara lain:
  1. Deplesi oleh kegiatan penambangan,
  2. Rekonsiliasi dari "Resources" dan "Grade Control"
  3. Rekonsiliasi antara "Ore Reserves, Grade Control dan Production",
  4. Penggunaan Faktor - faktor Rekonsiliasi (Mine Call Factor).
Suatu perusahaan tambang dengan pemahaman yang rendah dan konsisten terhadap rekonsiliasi mungkin akan menghadapi salah satu atau lebih permasalahan seperti berikut ini:
  • Merasakan kompleksitas dari proses rekonsiliasi,
  • Saling menyalahkan terhadap tanggung jawab pekerjaan,
  • "Poor Material Tracking",
  • Membutuhkan perubahan - perubahan yang sangat signifikan untuk memenuhi ekspektasi.


3. KLASIFIKASI REKONSILIASI

Rekonsiliasi kadar bijih (Ore Grade Reconciliation) dapat dimasukan kedalam tiga kategori, yaitu rekonsiliasi sementara (Temporal), rekonsiliasi spasial (Spatial) dan rekonsiliasi fisik (Physical).

Gambar 1. Diagram Piramida Rekonsiliasi (Riske dkk, 2010).
Piramida diatas menggambarkan sebuah rakaian tahapan penambangan yang menjelaskan rekonsiliasi yang berfungsi untuk mengecek kenyataan (realita) antara berbagai tingkatan - tingkatan dalam penambangan dan juga menunjukan bagaimana klasifikasi dari rekonsiliasi ini menghubungkan berbagai aktifitas dari semua tahapan penambang. Bentuk piramida terbalik ini menggambarkan ketersediaan informasi dari yang bersifat general pada bagian bawah ke arah yang lebih mendetail pada bagian atas.

3.1. Rekonsiliasi Sementara (Temporal Reconciliation)
Rekonsiliasi sementara (Temporal Reconciliation) merupakan bentuk rekonsiliasi paling umum yang mana merupakan perbandingan dari seluruh kinerja operasi penambangan yang di urutkan berdasarkan waktu. Adapun didasarkan pada perbedaan waktu seperti per shift, per hari, per minggu, per bulan, per tahun dan lain - lain. Dengan berdasarkan waktu, itu tidak perlu membandingkan informasi dari perspektif spasial yang mungkin berbeda dalam jangka pendek, tetapi berdasarkan pada kenyataan bahwa perbedaan geografis membutuhkan waktu yang lebih lama, biasanya dalam bulan atau tahun. Rekonsiliasi sementara (Temporal Reconciliation) juga memungkinkan pelacakan data dari waktu ke waktu dan biasanya bulanan atau tahunan. Hal ini juga dapat diterapkan secara spasial, misalnya dari perspektif mengukur hasil dari sebuah "individual underground stope" atau "open pit bench" dari waktu ke waktu.

3.2. Rekonsiliasi Spasial (Spatial Reconciliation)
Riske dkk (2010), mendefinisikan Rekonsiliasi spasial (Spatial Reconciliation) sebagai bentuk rekonsiliasi tiga dimensi. Bentuk rekonsiliasi ini digunakan untuk mengukur kinerja absolute antara prediksi model dan hasil aktual yang ditentukan oleh pemetaan dan pengukuran survey. Kegiatan penambangan bisa memiliki dampak yang signifikan terhadap hasil rekonsiliasi jika letak spasial tidak diperhitungkan. Hal ini sangat penting dalam keadaan dimana batas - batas dari pada jenis material disesuaikan berdasarkan kontrol pengamatan Ore secara visual atau pengukuran dinding tambang yang diambil selama kegiatan penambangan. Informasi yang diorientasikan berdasarkan bentuk spasial akan menghasilkan data aktual yang dapat dibandingkan dengan data interpretasi geologi dan model.

3.3. Rekonsiliasi Fisik (Physical Reconciliation)
Rekonsiliasi fisik berkaitan dengan atribut - atribut dari kandungan mineral/logam, berbagai parameter - parameter kualitas dan volume. Hal ini oleh perusahan - perusahan tambang digunakan untuk menggabungkan data rekonsiliasi fisik dan rekonsiliasi sementara (Temporal), dimana biasanya pelaporan dilakukan untuk jangka waktu yang lama (biasanya kuarter atau tahunan). Namun hal ini juga berguna untuk membandingkan sifat - sifat fisik dari sebuah model meliputi jumlah total mineral/logam, jumlah pengotor (dilution) dan nilai kualitas antara model sumberdaya dan cadangan (resource and reserve models).




4. REKONSILIASI SEBAGAI INDIKATOR PERBEDAAN

Studi rekonsiliasi yang sudah dilakukan selama bertahun - tahun, telah membantu dalam mengungkap perbedaan - perbedaan antara Ore resource dan estimasi Grade control yang seimbang dan atau perbedaan - perbedaan antara estimasi grade control dan produksi tambang. Biasanya perbedaan - perbedaan ini mungkin dihaslkan dari satu atau lebih permasalahan yang mendasar. Setiap miner di semua bidang kegiatan penambangan perlu mengambil langkah - langkah pragmatis untuk mengidentifikasi penyebab utama dari perbedaan - perbedaan tersebut. 
Menurut Gilfillian dan Levy (2001), perbedaan - perbedaan tersebut dapat menjadi peringatan dini terhadap beberapa atau semua hal berikut ini :

  1. Metode estimasi semberdaya bijih (ore resource estimation) yang tidak tepat,
  2. Estimasi penyebaran Ore yang salah menyebabkan nilai yang tidak sesuai untuk internal dilution, mining dilution  dan  mining losses,
  3. Data eksplorasi yang tidak mewakili atau tidak seimbang,
  4. Tidak efektifnya penerapan grade control  dan mining practice yang menyebabkan ore lose dan atau peningkatan volume material pengotor (increase dilution),
  5. Asumsi yang tidak sesuai tentang tingkat seleksivitas selama penambangan,
  6. Penentuan nilai densitas yang salah pada mineralisasi, material gangue dan atau waste material yang tercampur pada ore,
  7. Ketidaksesuaian yang ada antara teknik yang digunakan untuk melakukan estimasi kadar bijih (ore resource estimation), analisis grade control  dan penambangan, dan
  8. Dokumentasi pada stokepile dan ore dari sumber yang berbeda yang kurang memadai. 
Hasil dari studi rekonsiliasi dapat digolongkan dalam dua kategori, yaitu kesalahan pengklasifikasian terhadap jumlah tonase yang signifikan dari kadar material bijih (ore grade material), dimana kategori ini yang paling sering dijumpai pada umumnya, dan menemukan/mendeteksi permasalahan pengolahan dan dokumentasi pasca-tambang (jarang dijumpai). Konsekuensi yang dapat terjadi dari kesalahan pengklasifikasian ini adalah ore dapat saja diangkut ke tempat penimbunan waste, atau sebaliknya waste dapat diangkut menuju tempat pengolahan bijih (mill).



5. PENDEKATAN PRAKTIS DAN TEORITIS UNTUK REKONSILIASI

Penerapan metode ini selama bertahun - tahun telah menghasilkan berbagai cara untuk melakukan rekonsiliasi kadar bijih di sebuah perusahan tambang. Jinis dari teknik - teknik rekonsiliasi meliputi :

  1. Deplesi oleh kegiatan penambangan,
  2. Rekonsiliasi dari sumberdaya (resources) dan grade control,
  3. Rekonsiliasi antara cadangan bijih (ore reserve), grade control dan produksi, dan
  4. Penggunaan faktor- faktor rekonsiliasi (mine call factors).

5.1. Deplesi Oleh Kegiatan Penambangan (Depletion by Mining)
Ketersediaan data dari bagian grade control dan produksi yang dapat menerangkan mengenai orebody menjadikan cadangan bijih (ore reserve) yang telah diestimasi layak di ekstrak untuk sebagian orebody dari total estimasi sumberdaya mineralnya. Bagian dari estimasi sumberdaya mineral ini disebut sebagai Ore reserve depleted by mining. Setelah bagian didapatkan seorang resource engineer dapat langsung melakukan perbandingan langsung dengan grade control, produksi tambang dan hasil pengolahan.

5.2. Rekonsiliasi Dari Sumberdaya (Resource) dan Grade Control
Teknik ini menggunakan data grade control dalam memperkirakan total mineralisai in-situ yang sesuai dengan cut-off grade. Setelah itu dibuat perbandingan dengan estimasi sumberdaya mineral sebelumnya pada daerah yang sama. Dengan demikian resource engineer dapat menentukan apakah nilai kuantitas dan kualitas dari tahapan estimasi sumberdaya mineral sudah sesuai dengan yang diperkirakan.
Menurut Gilfillan dan Levy (2001), Keuntungan utama dari rekonsiliasi grade control  dan sumberdaya mineral (mineral resource) adalah mampu untuk menghasilkan perbandingan total massa yang seimbang termasuk ore, mineralisasi kadar rendah (low-grade mineralisation)  dan waste.

5.3. Rekonsiliasi Cadangan Bijih (Ore Reserve), Grade Control Dan Produksi
Penerapan metode ini membutuhkan baik grade control  dan ore reserve estimasi yang didasarkan pada asumsi yang sama dalam hal densitas daripada mineralisasi, gangue dan waste, ukuran blok penambangan (mining block sizes), serta asumsi yang benar mengenai mining dilution dan mining losses.  
Teknik ini membantu dalam mengidentifikasi kehilangan (losses) dan perbedaan (discrepancies) pada setiap tahapan kegiatan penambangan, dan juga memberikan keuntungan kepada management agar mampu melakukan tindakan optimalisasi terhadap kegiatan operasional secara efektif.

5.4. Perhitungan Faktor - Faktor Rekonsiliasi

5.4.1. Metode Sederhana
Penggunaan faktor - faktor perbandingan atau yang sering disebut dengan istilah "mine call factors" dalam rekonsiliasi bukan merupakan hal yang baru dalam industi pertambangan. Faktor - faktor ini sudah banyak diterapkan dalam melakukan rekonsiliasi - rekonsiliasi produksi pertambangan. Rekonsiliasi ini dihitung dengan tujuan terpisah untuk mengevaluasi model estimates terhadap estimasi grade control harian dan untuk memproses estimasi kadar yang tidak beraturan (head-grade)



Continued......

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar